Cerita Sex Berhubungan Dengan Seorang Guru Berjilbab Super Mesum

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
366 views

Di suatu siang, saya sedang makan siang di suatu warung soto dimuka sebuah SMA, tetap di kota *****. Sekadar isi perut, sekaligus mengincar mangsa, siapa yang tahu ada yang bisa di”petik”. Saat saya usai makan, kedengar bel sekolah itu, tanda jam belajar dalam SMA itu usai sudah. Tidak lama, banyak mulai pelajar-siswi sekolah itu yang keluar gerbang.

 

Cersex Hot –  “cewek-cewek sini cantik-cantik ya…” kata seorang tukang becak ke 2 orang partnernya yang kebenaran sedang makan di warung tersebut. iyo, saya kerap nganter mereka pulang, wah ayu-ayu tenan… montok-montok!” salah satunya temannya menyahut.

“wah, saya menjadi ingin ngrasain mereka.” Kata satu kembali tukang becak yang menggunakan topi. “hush! Jangan begitu.. mereka itu orang baik-bak kok dibayang-bayangin seperti begitu..” kata tukang becak ke-2 . “siapa ngomong baik mas…” kata bapak pemilik warung itu turut nimbrung. Saya cuma duduk sekalian mengambil dengar, berpura-pura tidak tertarik. ada tukang becak teman kalian yang narasi sama saya, kalau ia sebelumnya pernah nganterin sepasang pelajar siswi di sini ke hotel dekat sini kok! Ngapa kembali sekolah di sini ke hotel nek ora ameh dho kenthu!” ke-3 tukang becak barusan manggut-manggut dengarnya. “parahnya kembali, gurunya ada juga yang seperti begitu lho! Walau sebenarnya pakai hijab.

Terbaik Jangankan hanya di hotel, lha itu peristiwanya di sini je. Kenthu di warung ini!” kata pemilik warung. “waaahh boong kalau ituu… mustahil!!” kata tukang becak itu yidak yakin. “weeee… kok tidak yakin tho mas, cocok itu sore, ingin maghrib, sekitaran 2 bulan lalu, kan warungnya telah saya tutp trus saya sudah di rumah, nhaaaa cocok itu saya ingin mengambil uang hasil warung yang ketinggal di warung sini, lha, cocok saya same kok saya simak didalem sudah ada orang kenthu! Rupanya kedua-duanya guru di sini. Lha wong saya telah apal guru di sini kok!” kata pak pemilik warung tersebut. “nhaaa!! Tuch, yang cewek keluar tuch, yang menyukai kenthu!” kata pak pemilik warung sekalian menunjuk ke sebuah figur yang berhijab, baru keluar gerbang.
Saya ikut mengalihkan mukaku, menyaksikan seorang ibu guru muda yang wajahnya elok, terlihat sopan dengan hijab dan pakaian seragam batik dan rok panjang biru tua. Badannya sekal dan bokongnya montok. “waaah.. kalau itu saya mengetahui, ia itu bu Asmi, guru di sini! Tempat tinggalnya di perumahan ***** cantik! Saya kerap nganterin ia pulang! Wah, menjadi ia binal tho! Tetapi ya pantes… suaminya kan pelaut, jarang-jarang pulang…” kata pak becak yang gunakan topi.

Pikiranku selekasnya menaklukkan suara pembicaraan hebat di warung tersebut. Saya selekasnya memperoleh sebuah gagasan untuk nikmati badan seorang guru berhijab yang rupanya binal. Selekasnya saya bayar makanku saat menyaksikan si ibu guru berhijab bergerak pergi bersama seorang temannya sama-sama guru. Saya selekasnya pancal gas meng ikuti ibu guru elok tersebut. Dua minggu lebih sesudah pembicaraan di warung itu, semua penyiapan telah masak. Saya sudah mengetahui kapan ia di rumah dan keadaan tempat tinggalnya. Saya juga paham hari apa pembantunya pergi keluar dari rumah. Lingkungannya yang sepi juga kupastikan. Saya merencanakan akan memperoleh kepuasan capitan memek guru muda elok berhijab itu dengan memerahnya, bersandiwara mempunyai photo dari nodanya saat lakukan jalinan tubuh dengan rekanan gurunya di warung soto.

Nama rekanan gurunya, ialah Pak Roy, guru olah raga yang kabarnya playboy. Hari itu hari rabu sore, saya tiba kerumahnya. Waktu itu saya tahu adik wanitanya yang saat ini tinggal dengannya biasany apergi pengajian se kompleks tempat tinggalnya, dan ibu Asmi yang montok berhijab itu pulang pagi karena tidak ada agenda mengajarkan.

Saya memprediksi tidak demikian susah nikmati badan si guru berjlbab semok ini karena telah ada dasarnya jika ia ini jarang-jarang dilayani kehidupan seksnya oleh suaminya yang pelaut. Kupencet bel 2x, baru kedengar jawaban dari dalam. Bu Asmi sendiri yang membuka pintu, menggunakan hijab hijau muda panjang tutupi dada, dan daster putih memiliki motif bunga-bunga batik. izin bu, saya Anto (sudah pasti saya menyarukan nama asliku).

Ada perlu sesaat dengan bu Asmi.” Kataku oke. “bisa saya masuk?” “beliau dengan sedikit kebingungan mempersilakan saya masuk, dan duduk di atas sofa di ruang tamu. “ada perlu apa yah?” bertanya bu Asmi. Pikiranku tidak langsung dapat memberi respon karena menyaksikan badannya yang sintal ada dimukaku. Pahanya dan bokong wanita usia muda berhijab semok itu samar-samar kelihatan montok, saat ia barusan jalan di dalam rumah dimukaku, karena dasternya yang tipis. ini bu… ini permasalahan pak Roy dan ibu…” kataku to the poin. (bagaimana tidak, lha saya telah horny berat) Ibu guru yang elok dan berhijab itu langsung gelagapan.

“ada…ada apa ya, dengan pak Roy?” tanyanya. Terang bersandiwara. “ini bu, saya tu punyai gambar yang tampilkan ibu dan pak Roy.. itu lho, yang berada di warung soto. Nach, saya kebingungan, ingin saya berikan istrinya pak Roy, eh, pak Roy belum mempunyai istri kan? Ingin saya berikan suami ibu, suami ibu berada di luar negeri. Karena itu saya ke sini ingin meminta alamat surat suaminya ibu, supaya bisa saya kirimi gambar ibu dan pak Roy…” Bu Asmi yang elok itu kaget dengar kata2ku (yang kulebih2kan karena saya tidak punyai gambar2nya). Ia segera salah kelakuan dan kebingungan. “jangan… jangan pak… jangan beri ke suami saya… saat itu kami berdua khilaf…” kata bu asmi. suaranya gemetaran.

Cerita Lainnya:   Cerita Panas Seru – Tantangan Aki-aki Gila

Kelihatan matanya mulai berkaca-kaca, membuatku makin horny. wah, bagaimana yah bu, saya kan ingin menjadi masyarakat negara yang baik… atau…” kataku memancing. “apa mas, saya beri.. asal tidak berikan gambar2 saya…” bu Asmi mengiba. “ohh… begitu ya… apa ya… uang, saya punyai banyak… kendaraan saya punya…” kataku berpura-pura berpikir. “apa saja pak… maafkan saya pak…” kata bu Asmi. Air mata mulai mengucur dipipi wanita alim berhijab lebar tersebut. “mmmm….” Saya berpura-pura berpikiran kembali. “ahaa!!” kataku seakan mendapatkan gagasan.

Selekasnya saya raih tangan lembut wanita alim berhijab itu yang duduk tidak jauh dariku, dan saya ambil ia untuk duduk pas disisiku. Ibu guru alim ini berontak tetapi tidak sanggup memberikan perlawanan yang bermakna menantang tenagaku yang kuat dan bentakan dan gertakan dariku. “ibu harus juga muasin saya, membuat saya ngecrot dengan tangan ibu.” Kataku sekalian menyimpan tangan lembut wanita montok berhijab itu pas di kontolku di luar celana jeans, lantas kugerakkan turun naik mengelus tangkai kemaluanku yang telah tegang. :jangaaan…” ucapnya lirih. Saya masih tetap memaksakan.

“sudah, cicipi aja… kamu sudah lama ditinggalkan suamimu kan… tentu kamu kangen kontol kan? Daripada gambarmu kusebarkan…” kataku sekalian memberikan ancaman. Lama-lama, entahlah karena pasrah atau memang mulai terangsang, tangan lembut ibu guru montok berhijab itu mulai bergerak sendiri. Saya mendesah panjang kenikmatan. auuughh… coba dibuka sekaligus retsleting celanaku bu… agar lebih enak…” kataku memerintah bu Asmi, ia mengikuti lantas buka retsleting celana jeansku dan secara halus keluarkan dan mengelus-elus kontolku.

Desahan kedengar dari bibir cantiknya. Kangen wanita alim berhijab itu akan sex mulai bangun. sesudah kontolku berasa cukup tegak dan keras, saya capai kepalanya yang tetap menggunakan hijab, lantas dengan sedikit memaksakan saya pencet kepalanya merapat di atas tangkai kontolku. Wanita montok berhijab ini pejamkan matanya saat kontolku kutempelkan ke mukanya dan kutepuk2kan ke pipinya yang lembut. “mulutnya dibuka bu.” Kataku. Tangkai kontolku telah kutempel dan kugesek-gesekkan di bibirnya yang tetap terkatup.
Ia tidak selekasnya ingin buka bibirnya. “mari bu… dibanding gambarnya tidak tebarin…” kataku. Dengar ancamanku, perlawanannya melembek dan perlahan-lahan dia buka bibirnya, biarkan kontolku masuk dikit demi sedikit ke mulutnya. “aaahh.. ” desahku. Berasa hangat saat rongga mulut ibu guru berhijab itu penuh oleh kontolku. Kupegang kepalanya yang tetap terbungkus hijab putih, lantas perlahan-lahan kugerakkan kepalanya turun naik, memompa kontolku. Semakin lama ibu guru muda montok berhijab itu tanpa dorongan dariku menggerakkan kepalanya sendiri. “mmmhhh…” saya mengeluh. Wanita berhijab ini kelihatannya benar-benar luar biasa dalam blow job. Selainnya mengulum dan memompa kontolku, kuperintahkan jua ia menjilat-jilatinya dan mengulum buah pelirku .

Kesan tertentu kurasakan saat menyaksikan wanita elok berhijab ini menjilat-jilat kontolku dan mengemut-emut buah zakarku dengan muka merah padam. Geram, malu, risi, takut, tetapi birahi, dan kangen akan kontol bersatu menjadi satu, membuat wanita elok berhijab ini makin elok. auh.. uh.. uuh..” saya terus mendesah meredam kepuasan semantara Bu Asmi repot dengan kegiatannya “ah.. mmhh.. Bu… ayooo bu… ingin sampai buu…” rintihku karena saya merasa seperti akan meletus Ia tidak menjawab, justru makin luar biasa mengisap kontolku. Badanku makin melafalkanng dan tidak dapat kubendung kembali, muncratlah cairan putih tersebut. Kepalaku langsung terangkut keatas, badanku terhempas di sandaran sofa.
Tanganku kuat mencekram kepalanya yang tetap terbungkus hijab. Rasanya seolah tengah melayang-layang, wanita elok memiliki tubuh seksi berhijab itu menelan habis spermaku sementara saya tetap terduduk kaku. Bu Asmi lantas mengusung kepalanya. Sorot matanya liar, tetapi seakan akan dia kontrol. Selekasnya ia menjauhi badanku dan kontolku yang tetap berkedut-kedut, lantas raih tissue dimeja dan mengelap bibirnya yang masih tetap ada tersisa spermaku. “saya telah melayanimu kan, saat ini tolong mas… beri gambarnya…” kata Bu Asmi. Badannya tetap tergetar.

Napasnya tetap mengincar. Saya tahu wanita elok montok ini masih tetap ada dalam pegangan gairah birahi, sedangkan kepuasan yang kuraih itu bukan kuanggap sebagai final, tetapi baru pemanasan. Sekencang kilat saya dekatinya yang kaget dan berusaha menghindari, tetapi telat, saat tanganku mencekram lagi sisi beakang hijabnya. “bu…” kataku penuh gairah. “saya ingin badan ibu…” kataku ditengah-tengah gemuruh napasku dan napasnya yang menggebu. Sesudah muka kami bertemu secara langsung saya menciuminya secara kasar dan garang penuh birahi. Ia yang awalannya menjerit-jerit pada akhirnya malah mendesah-desah saat semua sisi mukanya kujadikan target kecupan.

Bahkan juga tidak lama kemudian wanita montok berhijab ini membalasnya kecupan-ciumanku dengan tidak kalah garangnya. Saya selekasnya menindih badan sintalnya yang tetap terikat jubah panjang putih di atas sofa. Kami berangkulan dan saya mencium lagi bu Asmi, lantas melumat bibirnya sementara tanganku bergerilya melepas kancing jubahny ayang ada di bagian belakang jubahnya satu per satu. Sesudah lepas semua, langsung kulepaskan jubah tersebut. Bu Asmi yang telah pasrah dan terbawa dalam gairah birahinya, tdak memberi perlawanan. Malah antara napasnya yang mengincar, ibu guru muda montok berhijab itu sebelumnya sempat mengusung badannya sedikit supaya mempermudahku melolosi jubahnya. Selekasnya jubah itu lepas sekaligus celana dalam pink berenda yang dia gunakan.

Cerita Lainnya:   Malam Natal Penuh Kenangan

Pada akhirnya dimukaku terlihat seorang ibu guru muda berhijab memiliki tubuh montok tiduran pasrah. Napasny amemburu diterpa gairah birahi. Badannya yang telah lama tidak disentuh lelaki menggebu-gebu. Saya raih kontolku yang telah menegang lagi dan mengocakny apelan. “saya akan selekasnya memacumu, ibu guru berhijab yang cantikk..” kataku. Bu Asmi cuma melihatku dengan pandangannya yang geram tetapi bercamur birahi. Dia menggigiti bibir bawahnya seolah meredam gairahnya supaya tidak lepas.

Hijab dan BH hitam yang belum kulepas membuat makin erotis, ditambahkan beberapa gerakan badannya yang seolah meredam derai birahi. Asmi mendesah meminta ampun saat saya melumat telinganya di luar hijab yang dia gunakan. Tidak lama, saya arahkan kepala ku kebawah yakni payudaranya, saya selekasnya melepaskan BH nya dan memulai meremas-remas dadanya, sesekali saya puntir putingnya hingga dia melenguh panjang. “maaasshhh… udaaaaahhh….heeeeghhh… akuu nggaak tahaaaaan…” wanita berhijab itu mulai meracau jalang. Saya makin di atas angin. Senang meraba-raba saya lantas sapu semua dadanya dengan lidahku dan mengisap ujung putingnya sekalian digigit-gigit sedikit. Hasilnya luar biasa sekali Asmi bergoyang sekalian meracau binal. “aiiiihhh….emmmmhhh!!! udaaaah… maaasss… “.

Kemudian kepalaku turun sampai bertemu dengan memeknya, harum yang baru sebelumnya pernah kucium itu membuatku semakin bertambah panas hingga kujilati semua permukaan memeknya yang telah banjir tersebut. Gadis alim berhijab memiliki tubuh semok itu makin kelojotan tidak karuan. pahanya dibukalebar hingga mempermudah saya menjilat dan masukkan lidahku kedalam memeknya dan menggigit-gigit sisi daging yang merah jambu. Hingga badan Asmi makin melafalkanng luar biasa “sshh.. aahh.. teruuussss maaassss…aaahhh…ampuuunnn…” Sekitaran lima menit kusapu memeknya, saya melepas memeknya dan kembali keatas mengulum bibirnya. Badanku menindih badan sintal ibu guru muda berhijab tersebut. Pahanya telah mengangkang.

Memeknya kelihatan haus akan kontol. Saya buka celanaku lantas raih kontolku dan kugesek-gesekkan di memek nikmat ibu guru montok berhijab tersebut. “masukan ya bu…” kataku. iyaaaah…masukiiin…ibu dah tidak tahaaaaannn…” secara tersengal-sengal ibu guru muda itu menggerakkan pinggulnya seakan tidak sabar terima kontolku. Perlahan-lahan kudorong kontolku menerobos goa kepunyaannya yang sempit karena jarang-jarang sekali dipakai oleh suaminya yang jarang-jarang pulang.

“auuuhhh…aiiihhh…enaaak… gateeelll…enaaaakk..” wanita usia muda berhijab itu meracau dan mendesah jalang saat kontolku mulai memompa memeknya yang sempit. Saya rasakan kepuasan yang kebih luar biasa dibanding saat ditempatkan kemulutnya. slep.. slep..slep.. slep..slep.. slep..slep..” kuputar-putar di dalam sekalian meng ikuti goyangan bokong Asmi. sekalian kupompa bibir kami terus berperang dan tanganku meraba-raba dan meremas payudaranya dan sekali kali memuntir putingnya. “uh..ah..mm..ssh..terus masshh..mmh” desah wanita berhijab sebagai binal itu sekalian meremas bokongku. Kontolku berasa makin menegang. Tidak berasa telah dua puluh menit kami “bergoyang”. Bu Asmi beberapa kali sudah orgasme, karena kurasakan seringkali memek sempitnya berdenyut keras mencekram kontolku.

Cairan kemaluannya telah mengucur cepat membasahi sofa. Wanita berhijab ini kelihatan menggelepar-gelepar, kerepotan hadapi stamina kudaku. ooh..mmh.. ah sudah tidak kuat.. udaahh maassss mmh..enaakkhh..” rintih Asmi terpejam. Aku juga makin perdalam tusukanku dan percepat tempo karena rasakan suatu hal yang hendak keluar. “sshh..aarrgghh” jeritnya sekalian mencengkeram punggungku, “aahh..aahh” desahku di saat yang bersama sekalian mulutku mengisap ke-2 puting susunya kuat-kuat dengan berganti-gantian.

Air maniku muncrat bersamaan sama air hangat yang balik keluar mengguyuri kontolku didalam memeknya. Rupanya bersama dengan orgasmeku, Bu Asmi si Ibu Guru muda berhijab memiliki tubuh montok itu nikmati pucuk orgasme sampai benar-benar habis. Sesudah ambil napas sesaat, baru saya mengambil kontolku dan selekasnya kenakan lagi celanaku, biarkan bu Asmi itu lemas telentang di atas sofa. beri gambarnya.” Kata bu Asmi lirih, saat ia telah memperoleh sedikit tenaga.

Dia telah kembali duduk di atas sofa. Jubahnya belum dia gunakan, cuma dia pakai untuk tutup badan bawahnya. Badan sisi atasnya dia tutup menggunakan hijab panjangnya. “gambar apa?” kataku tersenyum menang. Wanita elok berhijab itu terkejut. “saya cuma tahu jika ibu pernah lakukan jalinan sama pak Roy dari informasi dari orang yang menyaksikan ibu. Saya tidak punyai gambar apapun mengenai tersebut. ” Kataku kembali.

Saat sebelum ibu Asmi mulai geram, saya selekasnya keluarkan kartu As yang barusan kubuat. “tetapi bu… saya barusan sukses merekam dengan sembunyi2 aktivitas kita…” ibu Asmi kembali terkejut dengar saya keluarkan kartu baru. “jangan lagi…” bisiknya sekalian menangis. “tidak ada apa-apa bu… saya tidak minta banyak…” saya suka dengan kondisi ini. Saya telah menang besar. “Saya cuma meminta ibu tidak memberikan laporan ke siapa saja mengenai apa yang terjadi baru saja, dan…” saya kembali tersenyum suka. “bila saya rindu, saya ingin nikmati remasan memek ibu lagi…” kataku.

Bu asmi termenung. Dia terisak. “bagaimana bu?” dia sesaat tidak menyahut, tetapi selanjutnya ia menggangguk. Saya tesenyum. Tanpa berbicara apapun kembali, saya keluar dari rumah sepi itu, suka karena sudah memperoleh satu kembali budak sex.

Category: CERITA SEX
cersex mom cersex terbaru 2024 cersex digilir cersex ibu tiri cersex dengan ibu cersex ukhti cersex dukun cabul

Related video