Cerita Sex ini berjudul ” ML Saat Ibunya Di Kamar Sebelah ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.
Lepasperawan – Kejadian ini ketika hubungan kami mulai diwaspadai oleh ortunya. Hasilnya, kami harus lebih hati2 saat bertemu bersamaan dengan adanya ortunya. Seperti biasa, aku ditugasi kakak untuk menjaga rumahnya. Ketika itu kakak dan istrinya sedang di Sby, akan melahirkan anak pertama di salah satu RS bersalin dekat rumahku.
Berhubung ibu dari pacarku masih bersaudara, maka ia dan ibunya menginap di rumah kakak. Sempat aku khawatir, bagaimana harus bersikap dan berperilaku seakan2 tidak ada apa2 di antara kami. Hari itu aku sudah di rumah kakak, membersihkan rumah agar ketika pacarku & ibunya datang sudah bersih.
Selesai bersih2 rumah, istirahat sambil menyalakan tv. Lalu aku ingat, beberapa koleksi be-epku masih dipinjam kakak. Kucari di bawah tv..ketemu. Kupersiapkan segala sesuatunya sebelum acara “ relaksasi pikiran “ dimulai.Aku membuat mie goreng + telor ceplok dan es teh untuk menemani nonton be-ep. Setelah semua on set, kutata 2 bantal tebal di bagian kepala tempat tidur kakak. Ac kunyalakan, mie & es teh keletakkan di meja kecil samping tempat tidur. Remote tv & dvd player di sebelah tangan kananku..lalu aku bugil.
Dan..film pertama pun kuputar. Waow..one of my fave girl..Asia Carrera. Entah kenapa setiap dia main, aku mesti ikut menghayati. Mungkin kupikir karena aktingnya atau memang dia menghayati. Apalagi jika sudah mendesah & mengerang, juga tubuhnya sedikit bergetar..uuhhff..rasanya aku sebagai pemeran cowoknya.
Rencana makan mie tertunda. Bagaimana tidak..tubuhnya sedikit bergetar dihimpit laki2 yg terus menghunjamkan penisnya dalam2. Erangannya sungguh membekas. Tak terasa pucuk penisku mulai keluar cairan.Setelah film pertama habis, kuganti chanel dvd dengan siaran tv. Baru aku makan mie goreng & telor ceplok.
Lalu kucuci piring dan peralatan dapur yg tadi kupakai masak mie goreng. Film ke dua telah menanti. Kali ini cewek Jepang dengan orang barat. Mereka mainnya bagus, tidak langsung tembak. Hasilnya si cewek saat dioral sudah mengeluarkan cairan putih kental. Aku tak tahu, apakah itu tanda ia orgasme atau sekedar pelumasnya. Saat lakinya mulai memasukkan penis setelah 10menitan, cairan itu menempel di penis. Membuat pucuk penisku ikut keluar cairan. Sekarang si cewek di atas.Desah & erangnya makin menjadi.
Akhirnya setengah berlari aku ambil segulung tisu dan body lotion di lemari depan. Aku onani sambil lihat mereka main di layar kaca. Hampir saja maniku tumpah ke kasur karena gumpalan tisu yang sudah kutata di tangan kanan agak tidak menampung semprotan dari penisku.
Lalu aku mandi dan tidur di kamar kakak. Besok bangun pagi tuk menjemput bidadariku dan ibunya di stasiun.Aku telah berada di Pasar Turi, menunggu kereta yang di dalamnya berisikan pacarku dan ibunya. Sambil menunggu, kunyalakan 234 lalu kusedot. Lumayan, ada setengah jam menikmati rokok. Terdengar suara khas di stasiun yang menandakan kereta akan masuk.
“Kereta dari Semarang akan tiba sesaat lagi. Harap para penjemput tidak berada di dekat rel..dst”.“Lumayan on time..”, pikirku.
Rokok pun pas matinya. Singkat kata kereta telah berhenti. Sesuai sms, mereka di gerbong 4. Aku beranjak dari duduk dan berjalan pelan menuju gerbong 4. Kulihat mereka sudah menurunkan barang – barang dan antri untuk turun. Aku menyalami pacar dan ibunya.
Kubawakan salah satu koper yang paling besar. Kami meluncur menuju rumah kakak. Pacar duduk di sebelah dan ibunya di belakang.Kami benar – benar menahan diri untuk tidak memperlihatkan bahasa tubuh yang menandakan there’s something. Sesampai di rumah kakak, aku kembali keluar rumah untuk beli masakan.
“Ma..aku ikut ya..”, pinta Vina.
“Yo wis..melok’o..ati – ati”.
“Berangkat dulu Tante..,” aku pamitan.
Ibunya mengangguk lalu kututup pintu pagar.Mobil berjalan keluar pelan dari gang komplek perumahan. Kucari area yang agak sepi.
“Kenapa Mas brenti..?”.
“Hm..karena ini..”, kucium lembut dan dalam bibirnya.
Mulanya agak kaget lalu mengimbangi. 1menit kami berciuman. Kupegang 2 pipinya,
“kangen Yank..”.
“Sama Mas..”,
ia mengusap – usap rambutku. Mobil kujalankan lagi. Kali ini sudah tidak ada “lalat” yang sedang terbang mengawasi. Kami bercanda riang sepanjang jalan menuju rumah makan. Sambil menunggu pesanan, kami memesan minuman. Sesekali kupencet ujung hidungnya karena kangen dan sayang.
“Malu ah Mas..banyak orang..”.
“Biarin..EGP..hi3x..”.
“Huu..”,
kupingku dijewernya. Pesanan datang, mobil berjalan pulang ke rumah. Jika sedang di kepala kopling, tanganku digenggamnya. Beberapa kali kami berciuman di mobil yang berjalan, tentunya lihat situasi jalan. Memasuki komplek perumahan, baju dan tatanan rambut kami rapikan. Jangan sampai mengundang kecurigaan Ibunya. Mendekati gang rumah, kucium lagi.
“Mas..udah mo nyampe lho..”.
“Biarin..habis ini kan hampir mungkin gak bisa deketan..”.
Vina hanya tersenyum.Sepanjang hari ini nothing special happened. Masing – masing jaga diri. Maksimal ketika Ibunya sedang mandi, kami hanya berciuman dan saling meremas. Atau ketika aku sedang cuci piring dan Vina mengantar piring atau gelas kotor, kami ciuman kilat. Esoknya,