Cerita Sex Marlena Cewek Puber Memiliki Tubuh Sexi

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
4 views

Cersex HotNarasi Seks Marlena Cewek Puber Memiliki tubuh Gede – Satu tahun telah saya tinggal sama mereka, pada usia puber sepertiku, makin hari badan Marlena yang umum kupanggil Lena, kelihatan makin gede saja, dengan kulitnya yang putih bersih makin kelihatan menarik gairahku. Wajarlah turunan dari ibunya yang memiliki tubuh gede dan montok. Baca narasi sex enaknya badan imut marlena secara lengkap di sini.

Tiap pulang dari sekolah saya selalu menyempatkan diri untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, untuk sekedar menyaksikannya dari jarak dekat, apalagi payudaranya mulai kelihatan memiliki bentuk. Aku juga mulai membidiknya, sesuatu saat saya akan dekatinya, pikirku.

Cewek gede, narasi seks marlena, narasi seks gadis puber, narasi seks cewek gede elok, narasi cabul gadis puber terkini
Narasi Seks Tergres Dihari selanjutnya saat Marlena pulang sekolah langsung ke arah kamar tempat cucian-cucian yang masih belum kering, karena di dalam rumah kembali tidak ada orang, aku juga meng ikutinya. Saya berusaha supaya kedatanganku tidak mengagetkannya.

“Len…udah pulang..?” iya kak, sekalian melepaskan sepatunya.

“Awas dong…mau mengganti pakaian nih…!” ucapnya meminta.

“Iya..saya keluar dech..tetapi kalau sudah mengganti pakaian bisa masuk kembali ya…!” pintaku kepadanya.

“Iya…..boleh…” bebernya.

“Saya masuk ya…!” pintaku di luar sekalian buka pintu. Wow..seperti bidadari Marlena menggunakan daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegap kuat seolah tidak yakin akan panorama tersebut.

“Len…kamu elok sekali saja pakai pakaian tersebut..!” ungkapku jujur kepadanya.

“Masa sich..!” kata Marlena sekalian berputar-putar berpenampilan seperti peragawati.

“Saya bisa katakan suatu hal tidak Len…?” tanyaku cukup sangsi kepadanya.

“Ingin katakan apaan sich kak…serius sekali dech kayaknya…!” ungkapkan Marlena ingin tahu.

“A..saya.. bisa dekap kamu tidak..,sesaat aja…!” ungkapku membulatkan tekad.

“Saya janji tidak ngapa-ngapain….benar-benar..!” janjiku kepadanya.

“Iiih…peluk bagaimana sich.., memang ingin ngapain…, tidak mau ah…!” bantahnya.

“Sebentar….aja….ya…Len..” kembali saya merayunya, janganlah sampai ia menjadi takut padaku.

“Ya sudah cepatan ah…yang enggak-enggak saja sich…” bebernya cukup genit sekalian berdiri membelakangiku.

Tidak kusia-siakan saya segera merengkuhnya diri belakang, tanganku melingkar di badannya yang kecil mulus, dan padat itu, lantas tanganku kuletakkan pada bagian perutnya, sekalian ku usap-usap dengan perlahan-lahan.

Edan..kontolku segera berdenyut demikian sentuh bokong Marlena yang empuk dan memiliki bentuk sedikit menungging sentuh ke kontolku. Langsung kugesek-gesekkan perlahan-lahan di bokongnya tersebut.

“Iiih….diapain sich tuh…udah….ah…!” hebat Marlena sekalian berusaha melepas dekapanku.

“Saya terangsang Len…abis kamu elok sekali Len…!” ungkapku terang-terangan.

Marlena juga mengubah tubuhnya menghadapku, sekalian melihatku penuh rasa ingin tahu.

“Anunya bangun ya kak…?” bertanya Marlena bingung.

“Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sekalian mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang telah tegang.

“Kamu ingin saksikan tidak Len…?” tanyaku kepadanya.

Itil V3
“Tidak ah…entar ada orang masuk lho…!” ucapnya polos.

“Kita kunci saja dahulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sekalian bergerak mengamankan pintu gerbang depan.

Sementara Marlena menantiku dengan sedikit salah kelakuan di dalam kamar tersebut.

Semengunci lagi pintu gerbang depan, kusaksikan Marlena tetap di dalam kamar itu menanti dengan malu, tetapi juga ingin tahu.

Cerita Lainnya:   Selingkuh Dengan Atasan

“Ya sudah saya membuka ya…..?” ungkapku sekalian turunkan celana pendekku perlahan-lahan.

Kusaksikan Marlena mengbuang muka berpura-pura malu tetapi matanya sedikit melihat mengambil pandang ke kontolku yang telah kembali ngaceng.

“Nih lihat….cepatan mumpung tidak ada orang…!” ungkapku pada Marlena sekalian kuelus-elus kontolku di depannya. Marlena juga menyaksikannya secara tersipu-sipu.

“Iiih ngapain sich…. Malu tahu…!” bebernya berpura-pura.

“Ngapain malu Len…kan sudah tidak ada orang…” kataku berdebar.

“Ingin pegang nggak….?” Ungkapku sekalian tarik tangan Marlena kutempelkan ke kontolku. Terlihat muka Marlena mulai memeras karena malu, tetapi ingin tahu. Masih juga dalam pegangan tanganku, tangan Marlena kugenggamkan pada tangkai kontolku yang telah ngaceng itu, menyengaja ku usap-usapkan pada kontolku, ia mulai berani menyaksikan ke kontolku.

“Iiiih…takut ah…gede sekali sich…!” bebernya, sekalian mulai menyeka-ngusap kontolku, tanpa tuntunanku kembali.

“Aaaah…ooouw….terus Len…enak banget…!” saya mulai mendesah. Sementara Marlena sama sesuai permintaanku terus memegang kontolku sekalian kadang-kadang menyeka-usapkan tangannya naik turun pada tangkai kontolku, rasa ingin tahunya makin jadi menyaksikan kontolku yang telah ngaceng tersebut.

“Saya bisa pegang-pegang kamu tidak Len…?” ungkapku sekalian mulai menyeka-usap lengan Marlena, lantas berubah menyeka-usap punggungnya, hingga kemudian ku usap-usap dan kuremas-remas bokongnya secara halus. Marlena kelihatan kebingungan atas kelakuanku itu, di belum memahami apa tujuan dari perlakuanku padanya itu, dengan berhati-hati rabaan tanganku mulai kesemua sisi badannya, sampai kadang-kadang Marlena menggeliat kegelian, saya berusaha tidak untuk kelihatan kasar olehnya, supaya ia tidak jera dan tidak bercerita tingkahku itu ke orang tuanya.

“Bagaimana Len…….?” ungkapku kepadanya.

“Bagaimana apanya…!” jawab Marlena polos.

Saya berdiri lagi dan merengkuh Marlena dari belakang, sedangkan celanaku telah jatuh merosot ke lantai, sekaligus saja kulepas. Marlena juga diam saja saat saya merengkuhnya, sentuhan halus kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang digunakan Marlena membuatku makin bergairah kepadanya. aku juga terus menggesek-gesekkan tangkai kontolku di atas bokongnya tersebut. Sementara tangan Marlena terus memegang tangkai kontolku yang melekat di bokongnya, kadang-kadang ia mengocaknya perlahan-lahan.

Selang beberapa saat perlahan-lahan kuangkat daster tipis Marlena yang tutupi sisi bokongnya itu, lantas dengan berhati-hati kutempelkan tangkai kontolku di atas bokong Marlena yang tidak ditutupi oleh daster tipinya kembali.

“Len….membuka ya celana dalamnya….!” pintaku perlahan, sekalian membelai rambutnya yang tergerai hanya pundaknya tersebut.

“Eeeh….ingin ngapain sich….pakai dibuka segala…?” tanyanya kebingungan.

“Tidak apapun kelak kamu tahu… Lena tenang aja…!” bujukku kepadanya supaya ia berlaku tenang, sekalian pelan-pelan saya turunkan celana dalam Marlena.

“Tuch kan…..malu…masa tidak pakai celana dalam sich…!” bebernya merengek-rengek padaku.

“Sudah tidak apa-apa….kan tidak ada siapa saja..!” saya menentramkannya.

“Kamu kan sudah pegang punyaku…sekarang saya pegang punyamu ya…Len..?” pintaku kepadanya, sekalian mulai ku usap-usap memeknya yang tetap bersih tanpa bulu tersebut.

“Ah..sudah dong…geli nih…” ungkapkan Marlena, saat tanganku menyeka-usap selangkangan dan memeknya.

“Ya udah….punyaku saja yang ditempelin deket punyamu ya..!” ungkapku sekalian tempelkan tangkai kontolku ditengahnya selangkangan Marlena pas di atas lubang memeknya. Perlahan-lahan kugesek-gesekkan tangkai kontolku itu di belahan memek Marlena. Lama-lama memek Marlena mulai basah, makin licin berasa pada gesekkan tangkai kontolku di belahan memek Marlena, gairah birahiku makin tinggi, darahku rasanya mengucur cepat kesemua badanku, bersamaan dengan degup jantungku yang semakin cepat.

Cerita Lainnya:   Kisah Seks Antara Bagus Dan Mbak Mirna Yang Montok

Masih juga dalam posisi membelakangiku, saya minta Marlena membungkukkan tubuhnya di depan supaya saya lebih bebas tempelkan tangkai kontolku di tengah selangkangannya. Marlena juga mengikuti permintaanku tanpa perasaan takut sedikitpun, ternyata kehalusan belaianku semenjak barusan dan semua permintaanku yang diucap berhati-hati tanpa desakan padanya, memberikan keyakinan Marlena jika saya mustahil melukainya.

“Terus kita ingin ngapain nih…?” ungkapkan Marlena bingung sekalian menunggingkan bokongnya sama persis mengarah kontolku yang tegang hebat. Kutarik daster minimnya lantas kukocok-kocokkan pada tangkai kontolku yang telah basah oleh cairan memek Marlena barusan. Lalu saya saran tangkai lagi kontolku ketengah-tengah selangkangan Marlena, melekat pas pada belahan memek Marlena, mulai kugesek-gesekan dengan teratur, cairan memek Marlena juga makin membasahi tangkai kontolku.

“Aaah…Len…enaaaak….bangeet…!” saya mendesah nikmat.

“Apa sich rasanya….memang enak…ya…?” bertanya Marlena, bingung.

“Iya…Len…rapetin kakinya ya…!” pintaku kepadanya supaya rapatkan ke-2 pahanya.

Waw enaknya, kontolku terjepit di antara selangkangan Marlena. Saya terus memacu kontolku ditengah-tengah selangkangannya, sekalian kadang-kadang kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang telah basah.

“Ah geli nih…. sudah belum sich…jangan semakin lama dong…!” pinta Marlena tidak memahami episode ini harus usai bagaimana.

“Iya…Len… sesaat lagi ya…!” ungkapku sekalian percepat pacuanku, tanganku meremas bokong Marlena dengan penuh gairah.

Mendadak berasa dorongan luar biasa pada tangkai kontolku seolah sebuah gunung yang hendak memuntahkan lahar panasnya.

“Aaaaakh…aaaoww…Leenn…aku ingin keluaarr…crottt…crott…crottt.. oouhh…!” air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Marlena, beberapa menyemprotkan di belahan memeknya.

“Iiiih….jadi basah..nih…!” ungkapkan Marlena sekalian menyeka air maniku diselangkangannya.

“Hangat…licin…ya…?” bebernya sekalian malu.

“Apaan sich ini….namanya..?” Marlena menanyakan padaku.

“Hmm…itu namanya air mani…Len…!” jelasku kepadanya.

Digenggamnya air mani yang bertebaran di pahanya, lantas ia cium baunya, sekalian tersenyum. Aku juga melihat Marlena sekalian menyaksikan reaksinya sesudah menyaksikan kelakuanku kepadanya tersebut. Tetapi untunglah Marlena tidak terkejut atas kelakuanku itu, hanya sedikit rasa ingin ketahui yang kelihatan dari sikapnya tersebut.

Saya benar-benar untung dengan kondisi di dalam rumah itu sore itu yang sudah memberikan peluang untuk dekati Marlena gadis kecil yang elok.

Marlenapun turunkan daster mininya sekalian menyekakannya ke selangkangannya yang belepotan sama air maniku, lantas digunakannya lagi celana dalamnya yang kulepas barusan.

“Len…makasih ya…udah ingin pegang punyaku tadi…!” ungkapku pada Marlena yang tetap bingung atas tingkahku barusan.

“Kamu tidak geramkan jika besok-besok saya ingin semacam ini kembali..?” pintaku pada Marlena.

“Iya…nggak apa-apa…asal jangan kembali ada orang saja..kan malu…!” ungkapkan Marlena polos.

Kemudian Marlena juga segera ambil tas sekolahnya berakhir ke kamarnya, saya betul-betul merasa senang dengan keluguannya barusan, dasarnya kelak saya akan rayu ia untuk semacam itu kembali, jika perlu kuajari yang lebih dari tersebut.

Category: CERITA SEX
cersex mom cersex digilir cersex ibu tiri cersex dengan ibu cersex ukhti cersex dukun cabul