Cerita ini terjadi saat aq masih duduk di kelas SMP. Di kelasku ada cewek namanya Susi, anak ini populer genit. Walau sebenarnya orangnya biasa2 saja tidak terlampau spesial tetapi karena karakternya yang sangat ramah dan gampangan itu yang membuat ia banyak dikerubutn teman2 cowok termasuk aq. Dari demikian banyak cowok ada satu yang paling gemar dekat2 ma Susi, namanya Rudi. Setiap aq menyaksikan Rudi dekati Susi karena itu tangannya gk jauh2 dari meraba-raba bokong atau toked Susi.
Cersex Hot – Sebelumnya pernah sesuatu pada saat pelajaran Kesenian, Susi yang duduk sendiri karena rekan satu mejanya tidak tiba berpindah tempat duduk ke arah tempat Rudi yang duduk sendiri dibarisan paling belakang pojok, berdekatan dengan mejaku.
Awalnya aq gk terlampau pedulian, paling sang Rudi ngucek2 payudaranya sang Susi. Tetapi saat aq ngelirik, aq terkejut 1/2 mati. tongkol sang Rudi sudah keluar celananya dan sedang dikocak2 ma Susi! Rudi menyeringai senang menyaksikan ke arahku. Sementara Susi cuma tersenyum2 genit saja menyaksikan aq yang terpelongo.
Cerita anak smp, gadis binal, narasi perawan bispak, narasi cabul anak smp, narasi ngentot gadis smp, narasi cabul anak smp binal
Narasi Seks Tergres Sekalian nikmati kocokan Susi tangan kiri Rudi asyik meremas2 payudara kanan Susi, untuk tutupi pandangan guru dari depan Rudi menyengaja menyimpan buku bacaan kesenian di muka Susi dengan di dirikan menjadi seolah2 mereka berdua sedang membaca buku tersebut.
Beberapa saat selanjutnya kusaksikan peju Rudi menyemburkan keluar, Susi selanjutnya mengelap tangannya yang belepotan peju Rudi ke celana Rudi. Meilhat itu aq menjadi ingin. Aq selekasnya memberikan code sama Rudi untuk giliran, kamipun ganti posisi.
“Sang, aq dong..” pintaku sesudah duduk di sebelahnya,
“Paan?” tanyanya pura2 gk tahu. “Kocokin tongkol aq” ujarku, Susi menyinyir kearahku, “Tidak ingin” tolaknya. bangs*tnya ni pikirku, gk tahu orang dah konak . Sementara di atas meja sebelahku, sang Rudi cekikikan melihatku, rekan semejaku ngintip2 sekalian tersenyum2 mupeng. Tentu mintak sisi tuch.
Karena sudah gk tahan meredam birahi, sekalian menyaksikan ke depan pelan2 aq turunkan resleting celanaku, tetapi sulit ngeluarin sang tongkol yang sudah tegang dari barusan dalam sikap duduk begini. Ku longgarkan sedikit ikat pinggangku dan ku bebaskan kait kancing celanaku baru kurogoh tongkolku mengeluarkannya, demikian tongkolku keluar celana langsung keraih tangan kanan Susi, ku tujukan ke tangkai tongkolku.
“kocokla cepat..” bisikku, tangan Susi yang halus dan lembut selanjutnya menggenggam tangkai tongkolku dan memulai mengocak2nya membuat aq menunduk kenikmatan.
“sedap ya..?” bisik Susi, “anjeng, sedap kali” balasku berbisik. Berkali2 aq keluarkan napas keras saat kulit tangan Susi yang halus menggesek2 kepala tongkolku.
Kadang-kadang aq melihat ke Rudi dan temanku yang tertawa2 kecil menyaksikan aq kembali dikocakin ma Susi, rekan semejaku berkali2 memberikan code mintak gantian yang dibalas Susi leletan lidahnya. Asli mupeng ia, ditambah lagi saat aq dengan menyengaja meremas2 payudara Susi sekalian melihat menghina ke temanku tersebut.
Beberapa saat selanjutnya pejuku pada akhirnya muncrat keluar dibarengi rasa nikmat tidak ada tara, sedapat mungkin aq meredam tidak untuk mengeluh. Kututupi mukaku dengan ke-2 tanganku meredamkan rasa nikmat di tongkolku.
Susi mengusung tangannya memperlihatkan jari2 tangannya yang belepotan pejuku, mukanya memperlihatkan gestur jijik. Selanjutnya seperti barusan ia mengelapkan tangannya ke celanaku.
Sebab menganggap masih tetap ada bau2 pejunya, Susi izin ke wc. Gk lama rekan sebangkuku turut izin keluar. Aq kembali berpindah ke mejaku sementara Rudi duduk di kursi sebelahku.
Tetapi ko lama kali ya..?? “jangan2 mereka maen di wc” tebak Rudi. Aq manggut2 menyetujui. Ampe penggantian jam pelajaran (kira2 15 menit lebih) baru mereka lagi, ku saksikan rekan aq itu tersenyum berbahagia. Sementara Susi kembali lagi ke bangkunya, tidak di tempat Rudi kembali.
Langsung kucecar rekan ku dengan pertanyaan2, ngapain saja kalian? Temanku narasi demikian dikamar mandi, ia segera meluk Susi. Sekalian berciuman temanku meremas2 payudara Susi lantas ia minta Susi untuk mengisap tongkolnya, Susi ok-ok saja mengisap tongkol temanku itu, kembali juga umumnya kamar mandi cocok jam pelajaran tetap berjalan memang termasuk sepi kuadrat.
Eh cocok kembali asyik2an demikian tiba2 masuk cowok dari kelas samping, sudah dapat ketebak cowok itu juga mintak sisi. Mau tak mau Susi ngelayani dua tongkol sekalian. Sepikan tidak berarti gk ada yang tiba, beberapa saat selanjutnya tiba 2 orang cowok, anak kelas 2. menyaksikan Susi yang sedang jongkok sekalian ngisapin tongkol kami, mereka juga dengan sabar ngantri mintak disepong .
Sesudah semua ngecrot baru Susi dan rekan aq itu kembali lagi ke kelas. Aq menjadi geleng2 dengar narasi rekan aq itu, jontor dech tuch bibir nyepong 4 tangkai sekaligus…
Lain kali ada narasi saat aq, Rudi dan Susi bergabung pada sebuah pekerjaan barisan yang diberi oleh guru bahasa inggris kami. Selainnya kami bertiga ada 4 orang kembali, dua wanita dua laki2 . Maka keseluruhannya kami bertujuh. Kami putuskan kerjakan pekerjaan barisan itu di hari minggu di dalam rumah Susi.
Jadi demikianlah di hari minggu yang dijanjikannya kami bergabung di dalam rumah Susi, kami kerjakan pekerjaan itu di kamar tamunya. Awalnya sich biasa2 saja, selain ada cewek lain karena orangtua Susi tetap ada di rumah.
Situasi mulai berbeda ketika orang tua Susi keluar untuk mendatangi sesuatu acara pesta pernikahan, tangan Rudi mulai gatal meraba2 badan Susi membuat Susi repot menepiskan tangan usil Rudi. Jadi justru gk kerjakan pekerjaan barisan kembali tetapi mule cerita2 kotor yang menghidupkan nafsu.
“Sil sudah sebelumnya pernah simak tongkol gk?” bertanya Rudi ma Silvia salah satunya rekan cewek dalam barisan kami. Nih anak memang gk ada otaknya. Silvia yang dengar pertanyaan Rudi menjadi merah padam wajahnya, mulutnya langsung memperlancar cercaan sama Rudi membuat kami tertawa2.
“begitu saja geram, Sil, Susi saja tenang2 saja klo simak tongkol, ya kan Sang” Amir ikut2 nimbrung sekalian ngelirik genit sama Susi, Susi cuma menyinyir menyikapi bujukan Amir.
“ngomong2 tongkol kelen, jenis yang besar saja tongkol kelen” Wita ini kali yang mulai bicara, nih anak mang agak berani dibandingin Silvia.
“eh, mo simak ko tongkol aq…?” tanyak Rudi semangat sekalian berdiri memperlihatkan celananya yang menggembung pada bagian selangkangan. Kelakuannya membuat beberapa cewek2 itu terpekik2 sekalian cekikikan, Susi yang pas ada dari sisi Rudi tiba2 memukul selangkangan Rudi membuat ia terpekik kesakitan yang disongsong gelak tawa kami semua.
Itil V3
Gk sadar sudah nyaris tiga jam kami di dalam rumah Susi, pada akhirnya kami putuskan meneruskan kembali pembuatan pekerjaan barisan itu Senin esok. Wita dan Silvia pulang dengan diantarkan Amir dan Joko sementara aq dan Rudi masih tetap tinggal. Aq telah menerka apa yang telah ada dalam pikiran Rudi, demikian mereka berempat tinggalkan rumah Susi, Rudi langsung memperlancar gempuran2nnya.
Entahlah siapakah yang bergairah lebih dulu ke-2 nya sudah bergumul sama-sama dekap dan cium meremehkan aq yang terbengong2 menyaksikan kegiatan mereka berdua. Dengan garang tangan Rudi meremas2 payudara Susi sementara tangan Susi meraba2 selangkangan Rudi. Gk ingin ketinggal aq duduk langsung di sisi kiri Susi dan ikut2an meremas2 payudara kirinya. Susi melepas kecupannya dari Rudi giliran menciumi bibirku yang kubalas dengan penuh gairah. Aq menggelinjang nikmat saat jari2 Susi meremas selangkanganku sementara di sisi kanan Susi Rudi memelorotkan celananya sekalian celana dalamnya sampai tongkolnya yang tegang kelihatan membubung.
Rudi selekasnya raih tangan Susi dan mengarahkannya ke tongkolnya, Susi melepas kecupannya dariku dan menyaksikan ke tongkol Rudi selanjutnya mulai mengocak2nya membuat badan Rudi menjadi kejang2. Aq ikut2an melepas celanaku sampai tongkolku dengan bebas tegak secara gagah.
Aq berdiri selain Susi sekalian raih kepala Susi dan menariknya ke tongkolku, memahami tekadku Susi segera membuka mulutnya lebar2 biarkan tangkai tongkolku masuk ke mulutnya, demikian tongkolku langsung masuk ia mengisapnya membuat aq mendesis kenikmatan.
“tongkol! Kau pulak yang lebih dulu di sepong!” maki Rudi, “salah sendiri lah” jawabku penuh kemenangan. Kugerakkan pinggulku seolah2 sedang mengent*ti mulut Susi sekalian mendesah2 keras menghangat2i Rudi sementara Susi semakin aktip mengisap2 tongkolku.
Panas menyaksikan aq yang disepong Susi, tangan Rudi kelayapan meningkatkan rok terusan Susi ke atas sampai pahanya yang mulus terbuka sampai kelihatan pangkal paha Susi yang terikat celana dalam warna pink.
Rudi menggesek2kan telunjuknya ke selangkangan Susi membuat Susi keluarkan suara2 mendekam sekalian terus mengisap2 tongkolku. Celana dalamnya kelihatan basah oleh serapan cairan vaginanya.
“Sang membuka sempak kau, sang Martin ingin simak pepek kau” kata Rudi sekalian tangannya berusaha memelorotkan celana dalam Susi, Susi cukup meningkatkan bokongnya supaya celana dalamnya secara gampang bisa dipeloroti Rudi ke bawah.
Mataku tidak lepas melihat pepek Susi yang banyak bulu2 lembut, demikian pepek Susi terbuka jari2 Rudi segera main di sela pepek Susi membuat Susi mendengus2 rasakan kepuasan. Badannya menggelinjang2 rasakan gesekan2 jemari Rudi di sela pepeknya.
Tanpa sadar aq semakin saat menyikatkan tongkolku dalam mulut Susi, berkali2 Susi keluarkan suara terselak dan berusaha melepas tongkolku dari dalam mulutnya tetapi karena aq sudah terkuasai gairah birahi justru semakin kasar menggoyang2kan pinggulku mengent*ti mulut Susi sekalian tanganku menggenggam kepala Susi menghindar dari ia melepas tongkolku. Susi sudah gk kembali mengisap tongkolku cuma biarkan saja tongkolku penuhi rongga mulutnya bergerak bebas.
“mari tin terus” tutur Rudi sekalian memberikan semangat sekalian tangannya secara cepat menggesek2 pepek Susi membuat Susi semakin keras mengerang2.
“aq mo keluaaarrrr…” jeritku, dengan kerja keras Susi menghindari kepalanya dari tongkolku, pas saat ia sukses keluarkan tongkolku dari dalam mulutnya, maniku muncrat keluar dengan hati nikmat tidak ada tara.
Susi memiawik kecil saat maniku menyemburkan ke mukanya, aq dengan menyengaja arahkan ujung tongkolku ke mukanya sampai maniku muncrat di muka Susi. Maniku yang kental dan warna putih itu melekat di sekitar muka Susi.
“martin jahat, maninya ditembakkan ke muka Susi” rungut Susi manja, dengan hati capek aq duduk selain Susi menyaksikan dengan kagum maniku menetes disekitaran muka Susi beberapa menetes ke pakaian kaosnya.
“memang ni, gk perlu kasih kembali Sang” Rudi ngompor2in, tentu sudah mupeng ia. “dah membuka saja Sang pakaiannya, sudah kenak mani sang martin begitu” tutur Rudi, “alah ingin saja katakan” cibir Susi tetapi ia ingin buka pakaiannya.
Sekarang sudah betul2 bugil , tongkolku yang sebelumnya layu mulai bangun menyaksikan lagi badan telanjang Susi, “kelen la membuka pakaian masak aq saja” tutur Susi, tanpa disuruh 2x Rudi selekasnya melepaskan bajunya di ikuti oleh aq.
Sekarang kami bertiga sudah bugi, aq dan Rudi selekasnya mencaplok masing2 payudara Susi yang lumayan besar itu membuat Susi ketawa geli terima rangsangan dari kami. Ini pertamanya kali aq mengisap pentil wanita.
Rudi selanjutnya merebahkan badan Susi di atas sofa dengan kepalanya berbantalkan pahaku sampai mukanya pas di muka tongkolku yang mulai tegak kembali. Aq terbengong2 menyaksikan Rudi ambil posisi di tengah2 pangkal paha Susi, tongkolnya yang tegang pas ada di sela pepek Susi.
“ko mo ngent*ti ia??” tanyaku bingung2, “memang mengapa?” bertanya Rudi, sedangkan Susi melihatku dengan gestur bingung, “kelak ia gk perawan kembali” ujarku polos. Mereka berdua ketawa geli dengar ucapanku.
“Martin tenang saja, nantik setelah Rudi, Martin bisa ngent*ti Susi” tutur Susi sekalian menggesek2kan pipinya di tangkai tongkolku. Sementara Rudi meneruskan lagi tujuannya mengent*ti Susi.
Kedengar pekik Susi saat tangkai tongkol Rudi menerobos masuk ke pepeknya, entahlah karena sudah dari barusan metahan gairahnya, Rudi secara cepat mengarah kasar menyikat2kan tangkai tongkolnya dalam pepek Susi membuat Susi semakin memiawik2 meredamkan gempuran2 Rudi.
“sedap kali pepek kauuu siii….”ceracau Rudi meningkahi teriakan Susi, sedangkan aq cuma dapat diam saja melihat mereka berdua ngent*t dengan liarnya. tongkolku saat ini sudah betul2 ngaceng kembali.
Badan Susi terbuncang2 bersamaan hunjaman tongkol Rudi dalam pepeknya, teteknya yang bundar turut bergoyang2 membuatku menjadi gaungs meremas2nya.
“Ahhh…..uunnnngghhhh…. pelaaaaaannnn… pelaaaaannnn diiiiiiiiii….”pekik Susi, tetapi Rudi tidak mengubah tempo pacuannya justru semakin cepat menggoyang2kan badannya. Badan mereka berdua mulai banjir oleh keringat.
“ungh…ungh…”dengus Rudi, yang dibalas pekikkan terputus2 Susi. Entahlah berapakah lama tiba2 Rudi mengambil tongkolnya dari dalam pepek Susi dan mengocak2kan tangkai tongkolnya di muka perut Susi. Gk berapakah lama tongkolnya memuntahkan mani yang lumayan banyak. Maninya muncrat diperut bahkan ke payudara Susi.
“aduh sedap kali..” desis Rudi, sedangkan Susi pejamkan matanya dengan dadanya yang naik turun seolah2 barusan berlari jauh. Badannya yang imut kelihatan mengkilap oleh keringatnya.
Demikian Rudi bangun dari badan Susi, aq selekasnya gantikan tempatnya. Dengan tidak sabar menusukkan tangkai tongkolku ke sela pepek Susi tanpa mempedulikan mani Rudi di badan Susi.
Tetapi berkali2 kutusukkan ko gk masuk2 ya??? Ini pertamanya kali aq mengent*t sama perempuan. Sadar ketidak tahuanku, sekalian menggenggam tangkai tongkolku ia arahkan arah tusukanku, “di bawah sini” bisiknya tetap dengan napas yang tersengal2.
Lobang pepknya menyalurkan cairan lendir yang membuat permukaan pepeknya berasa licin. Aq terpejam nikmat rasakan pertama kalinya tongkolku masuk ke dalam lobang pepek wanita, aq berusaha mengocakkan tangkai tongkolku di pepeknya tetapi berkali2 tongkolku keluar kembali dari pepek Susi. Menyaksikan itu Rudi menjadi tertawa2, “jangan panjang2 ko nareknya bodoh” tutur Rudi.
“baru pertama ya tin?” Susi ikut2an bernada membuat menjadi panas. Sesudah cukup lama pada akhirnya terlatih aq menyikat2kan tongkolku dalam pepek Susi. Lain dengan Rudi dengan ku Susi cuma keluarkan suara mendesah2 kecil saja.
Walaupun barusan baru keluarkan tetapi karena ini kesan pertama ku mengent*ti cewek, gk lama kurasakan maniku akan muncrat. Aq semakin percepat goyanganku, berkali2 tongkolku keluar pepek Susi tetapi secara cepat ku masukan kembali dan ku kocok kembali.
“Tin klo mo nembak jangan dalam” tutur Rudi mengingati, badan Susi sendiri kelihatan semakin kaku. Pada akhirnya dengan hati nikmat tidak ada tara tongkolku untuk ke-2 kalinya keluarkan spermanya. Kalau ini dalam pepek Susi, badan ku melafalkanng2 kaku memperoleh orgasme ke-2 ku. Susi langsung terpekik terkejut mengetahui aq tembak dalam vaginanya.
“wei tongkol, jangan ko tembak didalamnya!” maki Rudi, tetapi aq yang sedang diterpa kepuasan gk perduli sama sekalipun. Aq semakin menekankn dalam2 tangkai tongkolku dalam pepek Susi sementara badan Susi yang tertekan badanku turut melafalkanng. Kepalanya menggeleng2 kanan dan kiri, kurasakan daging otot pepek Susi mencengkeram kuat tangkai tongkolku.
Ku rasa pepek Susi semakin penuh dan sempit, oleh maniku, lendirnya karena kontraksi otot pepeknya.
Lima menit selanjutnya kami sudah kenakan pakaian lagi, sedangkan Susi ke kamar mandi. Baru selanjutnya kami mohon pamit pulang. Sepanjang satu bulan aq kuatir2 Susi akan hamil, apalagi setiap hari Rudi menakut2iku kalau Susi hamil dan mintak pertanggung jawabanku. Tetapi rupanya apa yang ku cemaskan.kuatirkan tidak betul2 terjadi.