Cerita Sex Pengalaman Pertamaku akhirnya Muncul Rasa Suka Di Antara Kita

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
19 views

Hingga kemudian tidak menyengaja kita diletemukan di sosial media dan bersambung chating.
Dari biasanya chating rupanya pada akhirannya muncul rasa sama-sama sukai antara kita.

Cersex Hot – Tidaklah aneh jika kerap mengutarakan rasa masing-masing. Dalam perbincangan Kita telah terbuka dan tidak hanya sekadar chat sex. Pada akhirnya sesudah demikian lama, Akulah yang memberanikan minta kita berjumpa. SekaLinan hangout begitu! Dan Malem ini, Steven janji akan ajakku makan Malem bersama-sama. Candle light dinner begitu.
Malem ini Steven merencanakan ajaku makan Malem pada tempat yang spesial ucapnya! Kemauan berjumpa tidak hanya karena ingin sama-sama mengenal lebih deket tetapi juga kenangan karena makin menghangatnya perbincangan kita di chat! Dan pada akhirnya Malem itu kita juga kopi darat di hotel tempat saya bermalam.
Pas jam 7 Malem suara bel kamar hotel saya mengeluarkan bunyi ! saya selekasnya mendekati pintu dan saat kubuka.., Steven kusaksikan berdiri di muka. Kelihatan gagah dan maskulin masih seperti dahulu hanya tambah tampan dan kelihatan dewasa. Kebalikannya, kusaksikan Steven terheran dgn apa yang kupakai Malem ini.
Saya kenakan gaun tipis krem sepaha dgn tali kecil di bahu. Matanya tetap terheran menyaksikan bintik 2 bulatan BH 34B di dadaku dan g-string yang menembus pandang tersorot lampu di muka kamar hotel.
“Silahkan masuk..” kataku sekalian tarik tangannya dgn manja. Hanya saja Steven kelihatannya tidak sabar dgn kedatanganku yang telah dinanti-tunggunya. Tanganku diambilnya halus, tubuhku dipeluknya dgn hangat. Sampai mukaku pas ada di depan mukanya.
“Saya kangen sekali sama loe, sayang” ucapku sekalian punya niat mencium bibirnya. Saya diamkan ia duduk di situ dan tidak di tempat tidur yang terhampar di muka Kita.
“Ingin minum apa? saya hanya punyai coca cola kaleng,” ucapku sambil mengambil langkah ke kulkas.
“Bir saja, sedap minum bir dgn wanita elok seperti loe,” Steven mulai sadar ternyata.. sampai dapat bicara semakin banyak.
Saya tersenyum dengar ucapannya duduk di samping kanannya. Saat kuteguk minumanku, kaki kananku kusilakan di atas kaki kiriku. Karena bajuku tidak berapa panjang, terbuka dech pahaku. Meskipun Steven sedang menegak minumannya, matanya tidak berhenti-hentinya menyaksikan pahaku yang putih mulus.
“Loe elok sekali, Linda,” tangannya mulai mengelana. Ini kali menyeka-usap pahaku. Dan geser tubuhnya.
“Loe tampan,” bisikku manja di telinganya. Makin tidak sabaran ia. Napasnya kudengar sudah tidak teratur. Kaleng coca colaku ditempatkannya di meja kecil sampingnya.
“Saya rindun sekali dengan kamu. Saya ingin ‘telen’ kamu.. Li” begitu istilah Steven jika ingin mulai bermain.
Ciuman kecil landing di bibirku. saya balas dgn halus. Kusaksikan matanya penuh dgn rasa kangen. Ciumannya beralih menjadi kecupan yang lebih bergairah. Lidahku bermain dgn penuh gairah di mulutku di ikuti dgn napasnya yang tidak tertahan. Demikian gesitnya membuat aku juga mulai terangsang, kubalas dgn permainan lidahku di mulutnya.
Kehangantan mencakup Kita berdua. Duduk Kita makin mendeket. Tangan kanannya merengkuhku dg halusnya. Tangan kirinya mulai jalan lebih jauh di pahaku.
“hmm.. hmm..” desahku selaras permainan lidah Kita. Kulingkarkan ke-2 lenganku di lehernya.
“Saya kangen loe , Steve” di antara permainan lidah Kita.Hingga kemudian Steven tidak kuat, dan dgn perlahan-lahan tetapi tentu Steven buka gaunku tanpa kurangi kehangatan Kita. Saat ini tinggal bra tanpa tali dan g-string putihku. Kusaksikan matanya takjub dgn panorama di depannya.
“Membuat loe tambah ingin, ya Steve,” kerlingku nakal.
“Iya, sayang..” jawabannya sekalian tangannya mulai menelusuri lipatan gunungku. Dielusnya, dipandangnya, dielusnya kembali dan dikecupnya bra ku. Ahh.. halusnya.
“Kita gak menjadi makan Malem, Steve?” tanyaku mengingati.
“Gak lapar saya, saya lebih lapar kamu..” senyumannya.
Sekalian perlahan-lahan berdiri, saya ambil tangannya. Dgn kode mataku, Steven tahu saya meminta ia beralih ke arah tempat tidur. Kudorong ia, menyaratkan agar ia tiduran pada tempat tidur. Kubiarkan ia bertanya dalam hati.
Dgn baju yang komplet kubiarkan ia tiduran. Saya naik ke arah tempat tidur, dgn hanya kenakan bra dan g-string. saya naik ke atasnya. Kucium halus bibirnya. Perlahan-lahan saya membuka kancing bajunya. Ditolongnya saya dgn sedikit mengusung tubuhnya, sampai saya dapat melepas bajunya dgn gampang.
Di hadapanku saat ini terhampar dada sektornya. Kucium perlahan-lahan dadanya. Kujilat-jilat putingnya, yang kiri.. yang kanan. saya tidak tahu apa yang dirasanya. Yang kutahu tangannya mengelus-elus halus rambutku.
“Linda.. sedap sayang..” lidahku melanjutkan perjalanannya. Sedikit ke bawah, jilatanku makin membuat makin gaungs menyeka-usap rambutku. Perutnya juga tidak terlepas dari jilatanku.
“Loe pandai ya..” bisiknya ketahan.
Sampai ke bawah perut. Masih tetap ada celana panjang yang tutup beberapa gerakan tidak karuan dibaliknya. Ada onggokan yang ingin selekasnya terlepaskan. saya lirik Steven, dan matanya mintaku untuk melepaskan. saya geleng-geleng nakal..
“Tidak, ah.. sabar donk..” saya teruskan kembali ciumanku.
Saya kecup benjolan tersebut. Cup..cup..cup.. saya tersenyum lebar, saat kusaksikan matanya meminta dgn benar-benar.
“Nantikan ya.. saya ingin kecup di luar dahulu.” saya kecup kembali. saya saran benjolan itu di mulutku.
“Linda nakal ya.. membuka donk, sayang. saya tidak tahan, nih”
Pada akhirnya kubuka ikat pinggangnya. Dan resletingnya. Kulirik kembali, matanya telah makin meminta. Pada akhirnya kubuka celana panjangnya. Terpikirkan kembali kemauan untuk mengusiknya. Kubiarkan CD nya. Kukecup kembali benjolannya yang telah makin bertambah besar tersebut.
Ahh.. kaloe ingin jujur, saya sudah tidak tahan menyaksikannya. Ingin kutelan rasanya. Tetapi saya ingin mengusiknya .. hehe.. saya saran benjolan itu ke mulutku. Kukulum perlahan-lahan. Ahh.. pergerakannya makin tidak karuan.
“Linda.. membuka sayang, bukaa..”Saya membuka pada akhirnya. WOW.. besaarr sekalii.. saya tidak yakin mataku.
Dgn tidak sabar kupegang gagang besar tersebut. saya usap-usap.
“Sukai sayang?” bertanya Steven.
“Sukai sekali. Punyamu besar sekali!! Saya jilat-jilat pinggirannya. Di atas ke bawah, saya kembali lagi dari bawah ke atas. Kadang-kadang kurasakan pergerakannya yang makin tidak henti.
“Enakk sayangg.. teruuss..” pintanya.
Kujilat belahannya. Lidahku bermain di situ. Membuat pergerakan nakal. Makin cepat, selaras kocokan tanganku yang makin cepat. saya saran kepalanya ke mulutku. ku sedot seperti makan es cream. Kadang-kadang lidahku main di belahannya.
“Aghh.. enakk..”
Saya semakin menjadi dengar erangannya. Kubuka bra ku. Agar pergerakanku makin lepas. Kusentuh payudaraku dgn kemaluannya. Kuputar-putar kemaluannya melingkari dadaku. Memutari bongkahanku dan putingku. Yang kiri.. yang kanan.. ahh.. nikmatnya. Kumasukan kembali ke mulutku, ini kali lebih dalam. Menyentuh hampir ujung mulutku. Aghh.. lezatnya. Saya sedoott semakin lama.
“srrpp.. srpp..” kumainkan lidahku dalam sana. Kuempot sampai kedengar suaraku sendiri.
“Aghh.. sedap sayang. Sedap sekali. Loe pinterr.. terus sayang..” erangnya.
Kulepas kembali.. ini kali tanganku yang bermain. Kukocok perlahan-lahan, perlahan-lahan dan pada akhirnya bisa lebih cepat. Matanya terpejam meredam pergolakan yang ada. Kutahu.. tentu ia tidak ingin keluar sekarang ini. Hehe.. dasar cowok. Saya ingin kerjain ahh..Kulepas gagangnya. Steven terkejut-kaget.
“Kok udahan, sayang. saya belum senang nih..”
Saya hanya tersernyum. saya kecup bibirnya dan meminta untuk berlutut di ujung tempat tidur. Giliran saya yang merebahkan badanku di hadapannya.
“Mainkan kemaluanmu, Steve.. kocok-kocok sendiri ya. saya sukai Simak cowok mengocak kemaluannya.
” Ia memahami tujuanku. saya memang sukai bangeett. Hadiahnya, saya ingin beronani di hadapannya. saya pejamkan mataku.. tanganku bergerilya di badanku. Tangan kiri dan kananku main di dadaku. Ahh.. nikmatnya sentuhanku sendiri. saya basahi jemari telunjuk tangan kananku dgn masukkan ke mulutku.
Kubuka mataku, ingin kuLiat apa yang sedang Steven lakukan. Ah tampannya. Dgn kemaluan yang telah jadi membesar, dikocak-kocoknya terus gagangnya. Membuat saya makin terangsang. Saya saran jariku perlahan-lahan ke mulutku.. kukulum jariku..kusedot. Kunikmati getaran yang ada.
“Ehmm..mhhmm..achhhhhhh… ” sekalian mendesah-desah, tubuhku kugoygkan. Kubasahi putingku dg jariku. Kulingkari putingku, sekalian kulirik Steven dgn lirikan nakal.
“Loe nakal, yaa..” sahut Steven sekalian mengocak kemaluannya.
Matanya pancarkan kesenangan sekalian, kelaparannya.. Kubasahi kembali samping payudaraku. Kulingkari kembali..
“Uuughh.. ” erangku meredam kesan. Selanjutnya tangan kananku turun ke bawah.. ke perutku.. “Ughhghh..” tubuhku kuangkat sedikit ke atas.
“Terus sayang..” Steven tidak kuat kembali menanti jalannya tanganku. Kuturunkan kembali. Ke atas g-stringku.
Kugosok-gosok perlahan-lahan. Sekalian mendesah..”mmhhmm..ehmm..” Kuselipkan satu jemari ke baliknya.
“Aghh..”.. kurasakan kemaluanku telah basah. Makin gampangnya saya mainkan jariku di situ.
“Kasih Simak donk sayang..” Steven meminta agar saya buka g-stringku. Saya semakin menjadi..
“Sabar donk, Steve..” sekalian jariku kumasukan ke kemaluanku..
“AGGgghh..” oh enaknya.. tangan kiriku makin gencarnya meremas-remas payudaraku. Pergerakan tubuhku makin tidak karuan. Bergoyg ke situ kesini.
Pada akhirnya kubuka g-stringku. Kuturunkan perlahan-lahan. Sampai di lututku..
“Bukain donk, Steve..” dgn cepat diambilnya g-stringku.
“Tidak tahan ya..” kerlingku kembali.
Kubuka pahaku lebar-lebar. Agar Steven dapat menyaksikan lebih terang. Kumasukkan jemari telunjuk kananku ke kemaluanku.
“Aaagghh..nikmat..” mundur-maju.. perlahan-lahan. Kunikmati kesan yang ada. kemaluanku makin basah. Kutambahkan jariku, ini kali 2 jemari.
“Aghh.. ” kugoygkan tubuhku.
Saat jariku keluar, kuarahkan tubuhku ke jemari. Saat kumasukan kumundurkan tubuhku. Makin licinn.. makin dalamm.. makin mengganas kumasukan jarikuu..
“Oghh..Oghh..” Tangan kiriku beralih. Kugunakan jemari kiriku mainkan klitorisku.
“aghh.. ” makin lama makin tidak tertahan kembali.. kugerak-gerakkan terus jariku. Masuk keluar. Masuk keluar. Makin cepat. Pada akhirnya..
“Ahh..” saya tidak kuat lagii.. becek dech. Basah. Becek. saya lemas..
Di ujung sana, Steven tersenyum senang menyaksikan panorama barusan.
“Loe elok sekali, sayang.. saya sukai menyaksikannya. ” Steven mendeketkan mukanya ke mukaku.
“Masih ingin saya?” tanyaku.
“Ingin donk sayang..”
Kita berciuman kembali. kemaluannya yang besar, berasa di belahan pahaku. Terkadang berasa menyenggol kemaluanku. Kecupannya yang halus benar-benar sentuh. Lidahnya mencari lidahku. Steven tahu sekali hidupkan gariahku kembali. Nakal ia, di awal mula chat Kita, ia menyelidik apa yang saya sukai. Sekarang tubuh Kita yang tanpa benang sehelaipun sama-sama berangkulan dalam kehangatan.
“mmhh..hmm.” desahku rasakan halus kecupannya. Kecupan Steven beralih ke leherku, dijilatnya leherku, yang makin menambah saya terangsang!
“Steven..”
“Ya sayang..” Jilatannya makin turun, ke dadaku.. ke payudaraku.
“Aghh..” kurasakan payudara kiriku basah oleh jilatannya. Sementara yang kanan diremas-remas olehnya. “Sedap, ded..” dijilatnya yang kanan, dan yang kiri diremas-remasnya.
“Steve.. teruss.. turun Steve..” Wajahnya terangkut..
“Sabar donk sayang..” giliran lirikan nakalnya mengusikku.
“Loe jahatt.. ” ujarku sekalian mengelus-elus kepalanya. Jilatannya makin turun. Perutku terkena gilirannya. Diputar-putar lidahnya di pusarku.
“Aghh..” makin turun kembali. Dibukanya pahaku lebih lebar. Jarinya buka kemaluanku. Kurasakan klitorisku dijilatnya halus..
“Ughh.. sedap Steve..” Dikulumnya hangat. Makin lama makin cepat. “Steve.. enakk..” tidak lagi klitorisku yang dijilatnya. Makin ke bawah.. kemaluanku dibukanya dgn ke-2 jarinya. Agar lidahnya dapat masuk bebas..
“Oughh.. ennaakk.. Steve..” bokongku meloenjak-loenjak kepuasan.
Ditempatkan kembali lidahnya lebih dalam, membuat saya makin tidak dapat meredam pergerakan pinggulku.
“Sedap Steve.. ohh..oh.. sedap Steve..”
Steven makin bergairah dengar eranganku. Sikatan lidahnya semakin menjadi. Meskipun tubuhku tidak dapat diam, Steven tidak peduli..
“Stevenn.. sedap bangett..teruuss” bokongku sedikit diangkatnya. Steven tidak menggubris, makin disantapnya kemaluanku. Diisep, dijilat, trus diisep kembali.. dihisapnya klitorisku dgn sedotan yang wowww.. saya gak tahu kembali apa hatiku yang ada saya menjeritt..
“Agghh.. Stevenn..” kurasakan cairan hangat keluar kemaluanku. Gilaa.. lemas saya.
Tetapi Steven tidak ingin menanti lama nantinya. Ditindihnya badanku. Dibukanya pahaku. Dideketkannya gagangnya ke lubang kemaluanku. Digesek-gesek..
“ouhh..” ditempatkannya pelan-pelan..
“Aahh..” rintihku. Kupejamkan mataku nikmati.
Oughh.. enaknya. Dikit demi sedikit gagangnya tembus lebih dalam.
“Achh.. enakk..teruss Steve..” Steven menggerakkan tubuhnya. Didorongnya perlahan-lahan..
“AAagghh.. yang cepat Steve.. yang keras.. ” pintaku.
Pergerakannya berbeda cepat. Dorongannya juga makin keras, sampai tubuhku turut tergerak.
“Ooohh enakk.. teruuss..” kemaluannya berasa nikmat.
“Sedap sayangyyyy..?”.
“Iya.. teruss Steve..” Saya makin mengganas, kakiku kuangkat dan kulipat melingkari pinggangnya. Kujepit lama ketika Steven menggerakkan masuk. “Ohh..” Pergerakannya tidak hanya makin keras tetapi juga makin cepat. Badanku makin cepat bergerak meng ikuti iramanya.
“Aghh.. Linda, memiaw loe enakk..” ini kali tidak hanya eranganku, tetapi juga erangannya. “Punyamu sedap, sayang..”
Tidak diduga, Steven mengambil kemaluannya dan mengganti posisiku ke doggy model. Sleebb.. kemaluannya tembus kemaluanku yang basah kuyub.
“Oughh.. ennaakk sayangg..” kuputar-putar bokongku menyeimbangi bermainnya.
“Lindah.. edan kamuu..”
“.. teruuss masukkan kemaluanku. Yang keras Steve..” Steven makin mengamuk, erangannya juga tidak kalah garang..
“Agghh.. kemaluan loe Linda..enakk.. sedap ngentot sama loe sayangg..aghh..” ucapannya sudah tidak teratur. Tubuhnya terus bergerak. Menggerakkan kemaluannya yang uenakk sekali. Dikecupnya punggungku, diremasnya payudaraku. Makin membuatku ke pucuk kepuasan..
“Stevennnnn.. saya ingin keluaar..””Nantikan sayangg.. tahan bentarr..” pergerakannya makin cepat dan makin Lindar “Aghh..” erangannya makin tidak karuan. Makin cepat, makin Lindar.. saya makin tidak kuat..
“Stevennn.. ” bersama.. jeritanku bersatu dgn jeritan keras Steven..
“Achh.. saya keluar sayangg.. achh..” kurasakan cairan hangat membasahi kemaluan saya bersatu dgn cairanku. Lemasnya lemasnya..
Badan Steven merengkuh kuat badanku dan saya jatuhkan diri ke arah tempat tidur. saya membalikin tubuh ku yang masih telanjang bundar tanpa satu helai bajupu. Kupeluk kuat badannya ” terima kasih cinta. telah memberikan kepuasanku.” Steven mengecup keningku!
“Rupanya loe seperti yang saya baygkan. Elok dan Lindar pada tempat tidur. saya sukai sekali! Kitapun berangkulan, lupa akan janji Kita Malem itu, untuk makan Malem bersama! hehehe…keenakan ngentot menjadi lupa makan ni ceritanya!

Cerita Lainnya:   Pembantu Lugu dikentot saat rumah kosong
Category: CERITA SEX
cersex mom cersex digilir cersex ibu tiri cersex dengan ibu cersex ukhti cersex dukun cabul